free statistics

Tumpahan Minyak di Teluk Meksiko Rugikan Nelayan Louisiana

Rate this post

Nelayan Louisiana, yang mengatakan mereka menghadapi kehancuran akibat tumpahan besar minyak di Teluk Meksiko, dengan cepat kehilangan kesabaran, Jumat, karena menghadapi sesuatu yang mereka katakan langkah lamban upaya pengendalian tumpahan.

Pemerintah lokal, negara bagian dan federal serta BP –yang berpusat di London dan menguasai sumur lepas pantai yang menjadi sumber tumpahan minyak– terlibat dalam aksi untuk mempercepat upaya guna melindungi pantai.

Namun bagi banyak nelayan, upaya itu meraih hasil yang terlalu sedikit dan sangat terlmbat bagi perairan Teluk –yang menjadi “lahan garapan mereka” dan dipenuhi udang, tiram, kepiting, dan ikan serta menunjang industri perikanan dengan nilai 1,8 miliar dolar AS, yang kedua di Alaska.

Jason Melerine (26) mengatakan akar dari lambannya kegiatan pengendalian tumpahan minyak menimbulkan ketidak-seimbangan antara raksasa minyak dan nelayan kecil.

“Mereka mestinya tidak menunggu terlalu lama. Mereka mestinya sudah menangani ini dengan sangat cepat,” kata Melerine sebagaimana dilaporkan wartawan Reuters, Matthew Bigg.

“Tetapi mereka (industri minyak) telah mengantungi sangat banyak uang sehingga mereka tak perlu khawatir mengenai ini,” katanya.

Segera setelah tempat berkembang biak udang tercemar, maka musim udang –yang baru saja dimulai– secara efektif akan berakhir dan upaya pembersihan mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun, kata beberapa nelayan.

“Mereka (pemerintah) mestinya telah melakukan tindakan yang lebih cepat dan bukan menunggu (minyak) itu berada sangat dekat,” kata Christopher Creppel, nelayan berusia 25 tahun.

Pemerintah negara bagian pada Kamis (29/4) mengumumkan musim udang dimulai dini akibat krisis tersebut, kata Creppel, sehingga ia membawa perahunya, yang berukuran enam meter, pada malam hari dan memasang jaring di air serta menangkap udang putih berharga 1.100 dolar AS.

Creppel mengatakan ia ragu bahwa ia akan dapat kesempatan baik itu lagi. Ditambahkannya, kebanyakan nelayan masih menyiapkan diri buat musim tersebut dan bahkan belum berangkat.

Nelayan menghadapi kesulitan akibat menghilangnya dengan cepat penghasilan mereka di satu bagian Louisiana selatan, yang dikuasai oleh minyak dan industri perikanan.

Beberapa nelayan juga mengatakan mereka harus membayar cicilan pinjaman untuk membeli perahu yang bernilai puluhan ribu dolar AS dan meskipun perahu itu diasuransikan, penghasilan mereka tidak.

Yang menambah buruk keadaan, olah raga memancing, yang memberi penghasilan tambahan bagi banyak nelayan komersial, juga tampaknya akan terkena pukulan keras.

Upaya Pembersihan

Ratusan nelayan datang ke satu sekolah di Boothville, Louisiana, pada Jumat (30/4) untuk menghadiri pertemuan yang diserukan oleh Plaquemines Parish untuk mendaftarkan diri sebagai bagian dari upaya pembersihan.

Mereka duduk di ruang serba guna sekolah yang gelap sementara para pejabat memberikan kursus singkat mengenai cara menghindari keracunan minyak selama upaya pembersihan.

Sebagian keterlibatan mereka adalah untuk kepentingan orang lain tapi itu juga memiliki tujuan lain: karena sekarang musim menangkap ikan telah terhenti, mereka memerlukan pekerjaan.

BP juga menawarkan kontrak kepada nelayan untuk menggunakan perahu mereka dalam upaya pembersihan, kata Vince Mitchell dari “O`Brien`s Response Management”, yang dikontrak oleh BP.

“Apakah ini hanyalah pertunjukan untuk membuat BP kelihatan bagus, atau apakah mereka benar-benar mau menyewa kami?” Mike Bruner (48) mempertanyakan.

“Jika kami tak dapat keluar dan menangkap udang, maka tolong setidaknya beri kami pekerjaan,” kata Ransey Pich (24), bagian dari masyarakat yang terdiri atas 44 keluarga dari Kamboja yang menangkap ikan di pantai Louisiana.

“Karena kesalahan kamulah, maka minyak menyebar.”

Nelayan mengatakan mereka khawatir kebanyakan kegiatan pembersihan pada kenyataannya akan dilakukan oleh orang luar.

Itu terjadi setelah Badai Katrina pada 2005, ketika hembusan topan dahsyat membuat masyarakat di semenanjung sempit yang membujur ke Teluk Meksiko terendam air sedalam beberapa meter, kata para nelayan.

“Ada banyak kepahitan. Kebanyakan orang ini adalah nelayan generasi kedua, ketiga dan keempat dan sekarang mereka sedang menyaksikan akhir dari industri mereka,” kata Roger Halphen, seorang guru setempat.

Sumber : http://id.news.yahoo.com/antr/20100501/twl-tumpahan-minyak-kikis-kesabaran-nela-bbfa48e.html

Comments