Kontroversi Patung Buddha Berkepala Gus Dur


Empat karya itu adalah patung “Mata Hati Gus Dur” karya Cipto Purnomo, “Gunung Gus Dur” karya Ismanto, “Presiden di Sarang Penyamun” karya Samsudin, dan “Gladiator Gus Dur” karya Jono.
Salah satu patung menuai kontroversi. Disebutkan Gus Yusuf panggilan akrab pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo, KH Yusuf Chudlori, patung “Mata Hati Gus Dur” menyerupai Buddha dengan posisi sedang bersemedi.
Bedanya, wajah patung itu adalah wajah Gus Dur yang memakai kaca mata tebal.
Patung itupun menuai kontroversi. Protes datang dari Dewan Pengurus Pusat Pemuda Theravada Indonesia (DPP PATRIA).
Kalangan komunitas seniman Magelang yang diwakili KH Yusuf Chudlori lantas meminta maaf kepada pemuda Buddha.
“Sebetulnya niatan dari teman-teman seniman Magelang itu untuk menggambarkan tentang betapa sangat pluralisnya Gus Dur tanpa maksud lebih dari itu,” kata Gus Yusuf kepada VIVAnews di Solo, Senin, 8 Februari 2010, malam.
“Waktu itu saya dimintai komentar dan saya pun menjawab Gus Dur tidak hanya milik orang Islam dan jika dilihat dari ekspresi seni itu wajar dan sah-sah saja,” lanjut dia.
Dia menambahkan, kalau patung itu sampai menyakiti kalangan umat Buddha. “Itu bukan sifat Gus Dur untuk menyakiti agama lain.”
“Oleh sebab itu, saya mungkin mewakili teman-teman seniman Magelang meminta maaf. Dan barangkali nanti bisa diselesaikan dengan baik-baik,” tegasnya.
Pada intinya, lanjut dia, tak ada sedikit pun untuk melukai umat Buddha.
Comments
Related Posts
-
Video Atraksi Sulap Demian Aditya Makan Korban di SCTV Awards 2017
Demian Aditya, sang Ilusionist, Mananya mulai dikenal publik sebagai pesulap saat telah memiliki acara -
Kumpulan Meme SetNov dan Meme Tiang Listrik Tergokil
Setya Novanto mengalami kecalakaan dimana mobil Fortuner yang ditumpanginya menabrak sebuah tiang listrik, hal -
Setya Novanto Kecalakaan Pelipisnya Benjol Segede Bakpao
Pengacara Ketua DPR Setya Novanto, Fredrich Yunadi, mengatakan kepada awak media bahwa kliennya itu -
Mau Ditangkap KPK, Setya Novanto Menghilang
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengungkapkan penyidik masih bekerja di lapangan