free statistics

Isi Pidato Hasyim Muzadi Bantahan Intoleransi di Indonesia

Rate this post

Isi Pidato Hasyim Muzadi Bantahan Intoleransi di Indonesia – KH. Hasyim Muzadi sangat menyayangkan penilaian sejumlah delegasi negara anggota Dewan HAM PBB yang menyebut Indonesia intoleransi dalam beragama. Penilaian ini mengemuka dalam sidang tinjauan periodik universal II (Universal Periodic Review – UPR) di Jenewa, Swiss.

Berikut adalah Isi Pidato Hasyim Muzadi Bantahan Intoleransi di Indonesia :

KH. Hasyim Muzadi, Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) & Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) & Mantan Ketum PBNU  ttg tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia oleh Sidang PBB di Jeneva :

“Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti krn laporan dr dlm negeri Indonesia. Slm berkeliling dunia, saya blm menemukan negara muslim mana pun yg setoleran Indonesia.

Klau yg dipakai ukuran adl masalah AHMADIYAH, memang krn Ahmadiyah menyimpang dr pokok ajaran Islam, namun sll menggunakan stempel Islam dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tdk dipersoalkan oleh umat Islam.

Kalau yg jadi ukuran adl GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali kesana, namun tampaknya mereka tdk ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional & dunia utk kepentingan lain drpd masalahnya selesai.

Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adl lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tp di Kupang (Batuplat) pendirian masjid jg sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu mlkkan mediasi.

Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yg ingin tata nilainya dirusak, kecuali mrk yg ingn menjual bangsanya sendiri utk kebanggaan Intelektualisme Kosong ?

Kalau ukurannya HAM, lalu di iPapua knp TNI / Polri / Imam Masjid berguguran tdk ada yg bicara HAM ?Indonesia lbh baik toleransinya dr Swiss yg sampai skrg tdk memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dr Perancis yg masih mempersoalkan Jilbab, lbh baik dr Denmark, Swedia dan Norwegia, yg tdk menghormati agama, krn disana ada UU Perkawiman Sejenis. Agama mana yg memperkenankan perkawinan sejenis ?!

Akhir’a kmbl kpd bngsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yg hrs sadar dan tegas, membedakan mana HAM yg benar (humanisme) dan mana yg sekedar Weternisme”.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas islam mendukung pidato mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi beberapa waktu lalu. Pidato tersebut isinya mengenai bantahan terhadap Dewan HAM PBB yang memojokkan umat islam Indonesia yang dikatakan bersikap intoleransi. MUI merasa isi pidato Hasyim Muzadi bantahan intoleransi di Indonesia beberapa waktu lalu tersebut tidak ada yang salah. Justeru, hal tersebut merupakan pembelaan yang sudah pantas dilakukan umat Islam.

“Pernyataan Hasyim Muzadi sudah benar. Semua yang dikatakan PBB masalah intoleransi di Indonesia ada konstitusinya, jelas undang-undangnya yang mengatur. Atas dasar apa PBB mengatakan itu,“  ucap KH Ma’aruf Amin, Ketua MUI Pusat, usai melakukan pertemuan dengan sejumlah ormas Islam di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (07/06/2012)  membahas soal intoleransi tersebut.

Sementara itu, berkaitan dengan masalah ini, MUI dan sejumlah ormas Islam di Indonesia segera membentuk sebuah badan yang berfungsi sebagai pusat penelitian dan pusat data-data yang berkaitan dengan tuduhan intoleransi itu. Agar nantinya, ucap KH Ma’ruf, jika permasalahan ini kembali terjadi umat Islam sudah siap dan mempunyai bukti serta fakta yang kuat. Selain KH Ma’ruf Amin, pertemuan kemarin juga dihadiri oleh H. Umar Shihab, Slamet Effendi Yusuf, H. Amidhan, dan sejumlah pengurus lainnya serta perwakilan sejumlah ormas Islam di Indonesia.

Pidato mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi beredar luas melalui pesan berantai BlackBerry Messenger dan media sosial seperti Facebook dan blog. Pidato yang heboh itu berisi pandangan mantan pemimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia itu mengenai sejumlah isu kontroversial seperti Ahmadiyah, toleransi antarumat beragama, Gereja Yasmin, Lady Gaga, Irshad Manji, dan perkawinan sejenis.

Comments